Peluk

Daun : Aku ingin memelukmu
Pohon : *memandang sesaat kearah Daun, dan kemudian memeluknya dengan erat*
5 Menit berlalu dengan hening ……
7 Menit pun masih berlalu dengan keheningan dan desah nafas yg mulai berat.
Daun : Sudah… sudah cukup pelukan ini…. Lepaskanlah…
Pohon : Tidak, aku tak ingin melepaskannya, jika harus mendengar bahwa ini pelukan yg terakhir.
Daun : Tapi…. Tapi…. Aku sudah mulai susah bernafas…..
Pohon : Kalau hanya itu masalahnya, aku bisa melonggarkan peluk ini. Supaya kamu tetap merasa nyaman didalamnya.
Daun : (terdiam)
Pohon : (sedikit melonggarkan pelukannya)
Daun : (mendesah berat)
Pohon : Maafkan aku, jika pelukku membebani nafasmu….
Daun : Aku tak merasa terbebani dengan peluk ini. Aku hanya tak ingin mengakui …
Pohon : mengakui apa?
Daun : (mendesah pelan) …… bahwa sejujurnya, aku tak sanggup untuk terlepas darimu.
Pohon : kalau begitu, tak perlu ada pelepasan. (mendekap lebih erat)
Daun : Lepas….. lepaskanlah peluk ini….. tak mengapa buatku untuk sendiri.
Pohon : Tidak! Pasti ada cara lain. Percayalah padaku…
Daun : Selalu. Aku selalu percaya padamu. Tapi musim tak berpihak pada kita.

Hening….
Pohon-pohon di sekitar sudah mulai terlihat gundul. Musim gugur telah membawa daun-daun luruh, sebagian terbang, sebagian lain tetap jatuh di seputaran pohon asalnya.
Daun dan Pohon masih terdiam. Masih pula saling berpelukan.

Aku tak mampu melawan musim, namun percayalah…. Pelukku akan membuatmu bertahan lebih lama, di sini, dari yang seharusnya.