“Pagi cinta”
“Mbake mbake jangan diketawain ya aku kangen”
”Peluk mbak embem”
”Cium mbak embem”
Yelena senyum saja tiap kali Ayyas mengatakan hal – hal demikian. ”kenapa Ayyas tak pernah berhenti menggodaku dan kenapa aku tidak bisa marah tiap kali Ayyas merayu dengan rayuan gombalnya” bisik Yelena dalam hati
+ ”Mau dijemput malam mingguan kemana tuan putri?” sapa Ayyas
- ”Makasih mas, lagi ga enak badan dirumah saja” jawab Yelena
+ ”mau nonton atau sekedar ngopi-ngopi”? Ayyas kembali bertanya
- ”baru sampe tadi dari kampung langsung meeting, ini agak ga enak badan besok saja ya jika mas mau ngopi saya temenin” elak Yelena
+ ”#akuRinduuuuuuuu :p ” pekik Ayyas lagi
- Yelena berikan ikon senyum pada Ayyas
Yelena banyak mengenal laki-laki tapi yang ini terasa beda, mungkin karena bahasan dan cara berfikirnya sama dengan Yelena sehingga Yelena merasa klik dengannya. Yelena selalu membalas sapaan Ayyas bahkan Yelena sering menyapa duluan jika Ayyas tak kunjung menyapa. Perlahan Yelena mulai merindukannya. Ya Yelena mulai merindukan Ayyas
Setiap saat Yelena amati avatar bebenya Ayyas,”bocah itu lugu lucu tanpa dosa kenapa aku tega melakukan ini semua, maafin tante ya nak” ujar Yelena lirih. Beberapa malam ini Yelena tak bisa tidur nyenyak yaris ga bisa tidur malahan memikirkan apa yang ia jalani bersama Ayyas
- “Mas aku tidak bisa tidur” jerit Yelena
+ “#geser bobok #peluk dari belakang” balas Ayyas
Yelena pun tidur kembali setelah mendapat jawaban dari Ayyas demikian.
Meeting telah usai, dan Yelena mulai khawatir. Otaknya, jika tidak ada hal sangat penting untuk dipikirkan, selalu saja terisi oleh lamunan akan Ayyas. Entah kapan mulainya, mungkin sejak kemarin, atau mungkin saja sudah sejak pertama kali saat Yelena mulai menyadari kehadiran Ayyas. Tapi sudahlah, Yelena terlalu lelah untuk mengingat-ingat kapan otaknya mulai dipenuhi khayalan tak bermutu itu. Khayalan sederhana akan sebuah pelukan Ayyas.
Ah, mungkin saja ini pengaruh emosi bulanan pikir Yelena. Atau mungkin saja ini hanya pengaruh penatnya otak berpikir tentang pekerjaan sehingga membutuhkan untuk berpikir dan berkhayal tentang sesuatu yg lebih ringan dan menyenangkan. Kembali Yelena memikirkan Ayyas, Yelena merindukan peluk Ayyas kemarin.
+ Bolehkan pulang kantor aku ketempatmu?
- ”Serius mas?” Teriak Yelena kegirangan
+ Iya, begitu meeting usai segera meluncur kesana
- Baiklah ditunggu ya mas
Tak berapa lama Ayyas sudah sampai tempat Yelena.
Sampe depan pintu Yelena menyambutnya dengan satu kecupan Ayyas senyum kemudian mengikuti Yelena masuk kamarnya. Ayyas memeluk Yelena erat, Yelena membalasnya.
- Mas, tadi katanya ada janji jam 9 sama teman bisik Yelena ke Ayyas
+ Batalin saja deh masih kangen balas Ayyas
Yelena kembali bergelayut manja di pangkuan Ayyas.
*******
Malam telah larut Ayyas masih enggan beranjak pulang
+ ”Kamu cantik Yelena” rayu Ayyas sembari sesekali menyibak anak-anak rambut yang menutupi sebagian wajah Yelena
- ”Sudah malam mas, pulang ya” bisik Yelena
+ ”Ga pengin pulang, pengin disini saja” rengek Ayyas
- ”Kok begitu?” tanya Yelena ”anak-anakmu menunggu dirumah mas” jerit Yelena dalam hati
+ ”10 menit lagi ya” kembali Ayyas merengek dan mendekap Yelena lebih erat
Suasana hening, Ayyas masih berdiam sambil menggenggam tangan Yelena sambil terus menghujani Yelena dengan kecupan. Yelena terdiam tak bisa mengelak membiarkan Ayyas menggenggam tangannya sambil sesekali membalasnya dengan mendaratkan kecupan di pipi Ayyas. Mereka saling bertatapan… Ayyas membungkam mulut Yelena dengan bibirnya. Lama mereka saling berpagut. Tak menghiraukan suara televisi yang mulai berisik Ayyas mendekap kian erat. Dan mereka masih tidak beranjak. Masih terus berpagut. Menemani malam yang kian larut.
Malam. Seperti biasa selalu mengakhiri perjumpaan Ayyas dan Yelena karena masih ada pagi, yang akan mereka sambut dengan peluk hangat dan tawa ceria. Tapi entah untuk esok pagi. Yelena tak bisa menjanjikan apapun atas apa yang akan terjadi esok hari.
Besok adalah milik sang waktu. Dan biarkan ia yang mengatakan kepada kami, apa yang akan terjadi kemudian.
- ”Pulang ya sudah malam” kembali Yelena mengingatkan
+ ” ok, aku pulang ya” balas Ayyas
Yelena mengantarkan Ayyas kedepan nyari taksi
- ”Kabari klo sdh sampe rumah mas” pesan Yelena kembali pada Ayyas
+” iya ” jawab Ayyas singkat
Yelena kembali ke kamar sambil terus merenungkan semua yang ia jalani bersama Ayyas, sepertinya Yelena mulai benar-benar menyayangi Ayyas.
Yelena meraih handuk yang bekas dipakai mandi Ayyas, dia memeluknya menciumi aroma tubuh Ayyas yang masih tertinggal disana sambil meneteskan airmata. ”Ya Allah, hamba tahu yang hamba lakukan salah namun hamba tidak mampu menghalangi rasa ini, ampuni hamba Ya Tuhan” Yelena membayangkan anak-anak Ayyas yang menungguinya dirumah, terasa sakit dan menyesakkan dada.
Kembali Yelena mengenang awal kedekatannya sama Ayyas, dibukanya kembali history chatt dari Ayyas.
+ ”Lagi apa mbak embemku”
+ ”Pengin nyubit pipi mbak embem yang merah”
+ ” Aku nggak ngerayu kok hanya mengucap apa yang aku rasakan”
- ” Sudah dunk mas Ayyas, jangan godain aku terus”
+ ” #jadiTambahKangen ..... pengin meluk mbak embem”
+ “Siap siap ya mbak embem, kuluapkan rinduku nanti kalau ketemu :p “
Airmata Yelena semakin deras mengalir, mas Ayyas pandai merayu gumamnya lirih
Ayyas laki-laki yang tahu bagaimana memperlakukan wanita, bisa jadi partner sharing yang menyenangkan
Ah Yelena jadi merindukan kembali Ayyas. Merindukan kelucuan tatapan matanya. Tatapan mata yang belakangan ini membuat hari-hari Yelena menjadi kacau karena adanya penyusup yang tak tahu diri
********
Semburat dibatas cakrawala yang biasanya terlihat jingga kini menawarkan warna kuning redup. Yelena dan Ayyas mulai menyusuri jalan macet Kuningan sore ini. Tak perlu ada kesepekatan, tak perlu ada perjanjian, dan tak perlu mencari tahu siapa yang memulainya, Yelena dan Ayyas terus menyusurinya. Sesekali mereka bersenandung lagu yang sama dan senyum malu-malu muncul sebagai penghiasnya.
Entah kenapa, berada dekat laki-laki seperti Ayyas ini selalu membuat Yelena tersipu malu. Baik melalui tatapan mata, maupun kata-kata pujian sederhana yang keluar dari mulut Ayyas. Jalan macet itu masih terus mereka selusuri. Menikmati kuning senja diantara kemacetan.
Yelena menoleh, menatap Ayyas dengan senyum malu-malu, dan tanpa diminta dua kali, Ayyas membelai Yelena menyodorkan tangannya untuk dipegang. Membagi sebagian berat rasa yang Yelena rasakan disitu. Dan mereka kembali melanjutkan perjalanan.
Sore beranjak malam. Semilir angin mulai terasa dingin membelai kulit. Mereka masih terus menyusuri jalanan macet itu. Masih dengan obrolan penuh canda, sesekali ada cubitan manja ataupun belaian lembut yang mendarat di lengan Ayyas. Ayyas semakin sering menggoda Yelena dengan kalimat-kalimat sederhananya. Entah sudah berapa kali wajah Yelena dibuatnya bersemu merah, laiknya anak gadis yang baru pertama kali mengenal cinta.
====****====
What’s wrong with you dear? Salah jatuh cinta? Hal biasa kan? Menjadi tidak biasa jika kamu menanggapinya secara berlebihan .....” kalimat sederhana yang sangat menusuk hati Yelena.
Banyak pendapat yang Yelena dapat mengenai huhungannya dengan Ayyas dan amazing hampir ga ada yang percaya Yelena bisa berjalan sama Ayyas bertolak belakang sekali dengan prinsip Yelena selama ini. Ada hujatan dan ada dukungan. Semenjak Yelena bersama Ayyas, Yelena lebih menyukai keheningan.
Setiap kata yang keluar dari tiap orang yang ada di sekitar kita bisa menjadi setan bagi pikiran kita. Jika tidak punya benteng pertahanan diri yang kuat, maka pikiran kita akan mudah terseret pada apa yang dikatakan oleh orang di sekitar kita. Padahal pola pikir adakah sumber dari tingkah laku. Kalo pola pikir mudah terpengaruhi, maka biasanya perilaku akan mengikuti. Jika sudah demikian, apa bukan setan namanya? Setan itu ada dalam diri tiap manusia. Termasuk dalam diri kita. Jadi, jika semakin banyak orang, kemungkinan diganggu banyak setan akan lebih besar.
Terkadang, melakukan penghakiman atas pilihan hidup orang lain akan lebih mudah dilakukan dibanding menjalani peran hidup sendiri secara lebih baik dan bertanggung jawab. ”Aku harus memutus apapun yang terjadi terjadilah, aku siap jatuh cinta dan siap untuk terluka, apapun keputusan mas Ayyas aku harus terima”.
Hingga pada suatu pagi
- Mas Ayyas bolehkan aku berkata jujur kepadamu
+ Boleh aku juga akan bicara jujur kepadamu
- Mas Ayyas enak ya sudah punya anak 3, sedang aku? #sad
+ Itu dia yang sedang aku pikirkan, rada serius sebenarnya semenjak kita intim
- Aku mulai bener-bener menyayangi mas, padahal ini sebenarnya tidak boleh
+ Aku juga sayang kamu Yelena, tapi sesungguhny jauh dilubuk hatiku aku sedih
+ Apa yang kita lakukan sebenarnya nggak boleh aku lakukan
+ Apalagi denger kamu tadi sedih belom punya anak
+ Apa yang aku lakukan justru sebenarnya malah bikin kamu menjauh dari harapan itu
+ Maksudnya kapan mau dapet suami beneran kalau malah tak gandoli
+ Aku sayang sama kamu, tapi dengan apa yang aku lakuin aku merasa malah njerumusin kamu
+ Belum lagi kalau pagi pagi aku ngendong anak-anaku yang polos meluk aku sama nganterin aku ke tempat bis
+ Belum terlambat kan ya kita untuk memperbaiki yang salah
+ Kita akan tetap berteman, jadi partner ngobrol saling support
- Aku sedih mas Ayyas, aku nangis baca bbm-mu ini
Ada kelegaan dan kesedihan dalam diri Yelena pagi ini.
Cuaca mendadak mendung, dan secara tiba-tiba pula Yelena merindukan senyum Ayyas. Merindukan bercakap-cakap tak bermakna di sela hari sibuk mereka, merindukan usapan lembut tangannya yang hanya terjadi digelapnya cahaya lampu jalanan. Dan merindukan suasana yang hanya akan mereka nikmati berdua saja.
Dan… Yelena tahu.. setan sedang bekerja dalam dirinya… Untuk tidak mengatakan kerinduan ini langsung padanya.
“Mbake mbake jangan diketawain ya aku kangen”
”Peluk mbak embem”
”Cium mbak embem”
Yelena senyum saja tiap kali Ayyas mengatakan hal – hal demikian. ”kenapa Ayyas tak pernah berhenti menggodaku dan kenapa aku tidak bisa marah tiap kali Ayyas merayu dengan rayuan gombalnya” bisik Yelena dalam hati
+ ”Mau dijemput malam mingguan kemana tuan putri?” sapa Ayyas
- ”Makasih mas, lagi ga enak badan dirumah saja” jawab Yelena
+ ”mau nonton atau sekedar ngopi-ngopi”? Ayyas kembali bertanya
- ”baru sampe tadi dari kampung langsung meeting, ini agak ga enak badan besok saja ya jika mas mau ngopi saya temenin” elak Yelena
+ ”#akuRinduuuuuuuu :p ” pekik Ayyas lagi
- Yelena berikan ikon senyum pada Ayyas
Yelena banyak mengenal laki-laki tapi yang ini terasa beda, mungkin karena bahasan dan cara berfikirnya sama dengan Yelena sehingga Yelena merasa klik dengannya. Yelena selalu membalas sapaan Ayyas bahkan Yelena sering menyapa duluan jika Ayyas tak kunjung menyapa. Perlahan Yelena mulai merindukannya. Ya Yelena mulai merindukan Ayyas
Setiap saat Yelena amati avatar bebenya Ayyas,”bocah itu lugu lucu tanpa dosa kenapa aku tega melakukan ini semua, maafin tante ya nak” ujar Yelena lirih. Beberapa malam ini Yelena tak bisa tidur nyenyak yaris ga bisa tidur malahan memikirkan apa yang ia jalani bersama Ayyas
- “Mas aku tidak bisa tidur” jerit Yelena
+ “#geser bobok #peluk dari belakang” balas Ayyas
Yelena pun tidur kembali setelah mendapat jawaban dari Ayyas demikian.
Meeting telah usai, dan Yelena mulai khawatir. Otaknya, jika tidak ada hal sangat penting untuk dipikirkan, selalu saja terisi oleh lamunan akan Ayyas. Entah kapan mulainya, mungkin sejak kemarin, atau mungkin saja sudah sejak pertama kali saat Yelena mulai menyadari kehadiran Ayyas. Tapi sudahlah, Yelena terlalu lelah untuk mengingat-ingat kapan otaknya mulai dipenuhi khayalan tak bermutu itu. Khayalan sederhana akan sebuah pelukan Ayyas.
Ah, mungkin saja ini pengaruh emosi bulanan pikir Yelena. Atau mungkin saja ini hanya pengaruh penatnya otak berpikir tentang pekerjaan sehingga membutuhkan untuk berpikir dan berkhayal tentang sesuatu yg lebih ringan dan menyenangkan. Kembali Yelena memikirkan Ayyas, Yelena merindukan peluk Ayyas kemarin.
+ Bolehkan pulang kantor aku ketempatmu?
- ”Serius mas?” Teriak Yelena kegirangan
+ Iya, begitu meeting usai segera meluncur kesana
- Baiklah ditunggu ya mas
Tak berapa lama Ayyas sudah sampai tempat Yelena.
Sampe depan pintu Yelena menyambutnya dengan satu kecupan Ayyas senyum kemudian mengikuti Yelena masuk kamarnya. Ayyas memeluk Yelena erat, Yelena membalasnya.
- Mas, tadi katanya ada janji jam 9 sama teman bisik Yelena ke Ayyas
+ Batalin saja deh masih kangen balas Ayyas
Yelena kembali bergelayut manja di pangkuan Ayyas.
*******
Malam telah larut Ayyas masih enggan beranjak pulang
+ ”Kamu cantik Yelena” rayu Ayyas sembari sesekali menyibak anak-anak rambut yang menutupi sebagian wajah Yelena
- ”Sudah malam mas, pulang ya” bisik Yelena
+ ”Ga pengin pulang, pengin disini saja” rengek Ayyas
- ”Kok begitu?” tanya Yelena ”anak-anakmu menunggu dirumah mas” jerit Yelena dalam hati
+ ”10 menit lagi ya” kembali Ayyas merengek dan mendekap Yelena lebih erat
Suasana hening, Ayyas masih berdiam sambil menggenggam tangan Yelena sambil terus menghujani Yelena dengan kecupan. Yelena terdiam tak bisa mengelak membiarkan Ayyas menggenggam tangannya sambil sesekali membalasnya dengan mendaratkan kecupan di pipi Ayyas. Mereka saling bertatapan… Ayyas membungkam mulut Yelena dengan bibirnya. Lama mereka saling berpagut. Tak menghiraukan suara televisi yang mulai berisik Ayyas mendekap kian erat. Dan mereka masih tidak beranjak. Masih terus berpagut. Menemani malam yang kian larut.
Malam. Seperti biasa selalu mengakhiri perjumpaan Ayyas dan Yelena karena masih ada pagi, yang akan mereka sambut dengan peluk hangat dan tawa ceria. Tapi entah untuk esok pagi. Yelena tak bisa menjanjikan apapun atas apa yang akan terjadi esok hari.
Besok adalah milik sang waktu. Dan biarkan ia yang mengatakan kepada kami, apa yang akan terjadi kemudian.
- ”Pulang ya sudah malam” kembali Yelena mengingatkan
+ ” ok, aku pulang ya” balas Ayyas
Yelena mengantarkan Ayyas kedepan nyari taksi
- ”Kabari klo sdh sampe rumah mas” pesan Yelena kembali pada Ayyas
+” iya ” jawab Ayyas singkat
Yelena kembali ke kamar sambil terus merenungkan semua yang ia jalani bersama Ayyas, sepertinya Yelena mulai benar-benar menyayangi Ayyas.
Yelena meraih handuk yang bekas dipakai mandi Ayyas, dia memeluknya menciumi aroma tubuh Ayyas yang masih tertinggal disana sambil meneteskan airmata. ”Ya Allah, hamba tahu yang hamba lakukan salah namun hamba tidak mampu menghalangi rasa ini, ampuni hamba Ya Tuhan” Yelena membayangkan anak-anak Ayyas yang menungguinya dirumah, terasa sakit dan menyesakkan dada.
Kembali Yelena mengenang awal kedekatannya sama Ayyas, dibukanya kembali history chatt dari Ayyas.
+ ”Lagi apa mbak embemku”
+ ”Pengin nyubit pipi mbak embem yang merah”
+ ” Aku nggak ngerayu kok hanya mengucap apa yang aku rasakan”
- ” Sudah dunk mas Ayyas, jangan godain aku terus”
+ ” #jadiTambahKangen ..... pengin meluk mbak embem”
+ “Siap siap ya mbak embem, kuluapkan rinduku nanti kalau ketemu :p “
Airmata Yelena semakin deras mengalir, mas Ayyas pandai merayu gumamnya lirih
Ayyas laki-laki yang tahu bagaimana memperlakukan wanita, bisa jadi partner sharing yang menyenangkan
Ah Yelena jadi merindukan kembali Ayyas. Merindukan kelucuan tatapan matanya. Tatapan mata yang belakangan ini membuat hari-hari Yelena menjadi kacau karena adanya penyusup yang tak tahu diri
********
Semburat dibatas cakrawala yang biasanya terlihat jingga kini menawarkan warna kuning redup. Yelena dan Ayyas mulai menyusuri jalan macet Kuningan sore ini. Tak perlu ada kesepekatan, tak perlu ada perjanjian, dan tak perlu mencari tahu siapa yang memulainya, Yelena dan Ayyas terus menyusurinya. Sesekali mereka bersenandung lagu yang sama dan senyum malu-malu muncul sebagai penghiasnya.
Entah kenapa, berada dekat laki-laki seperti Ayyas ini selalu membuat Yelena tersipu malu. Baik melalui tatapan mata, maupun kata-kata pujian sederhana yang keluar dari mulut Ayyas. Jalan macet itu masih terus mereka selusuri. Menikmati kuning senja diantara kemacetan.
Yelena menoleh, menatap Ayyas dengan senyum malu-malu, dan tanpa diminta dua kali, Ayyas membelai Yelena menyodorkan tangannya untuk dipegang. Membagi sebagian berat rasa yang Yelena rasakan disitu. Dan mereka kembali melanjutkan perjalanan.
Sore beranjak malam. Semilir angin mulai terasa dingin membelai kulit. Mereka masih terus menyusuri jalanan macet itu. Masih dengan obrolan penuh canda, sesekali ada cubitan manja ataupun belaian lembut yang mendarat di lengan Ayyas. Ayyas semakin sering menggoda Yelena dengan kalimat-kalimat sederhananya. Entah sudah berapa kali wajah Yelena dibuatnya bersemu merah, laiknya anak gadis yang baru pertama kali mengenal cinta.
====****====
What’s wrong with you dear? Salah jatuh cinta? Hal biasa kan? Menjadi tidak biasa jika kamu menanggapinya secara berlebihan .....” kalimat sederhana yang sangat menusuk hati Yelena.
Banyak pendapat yang Yelena dapat mengenai huhungannya dengan Ayyas dan amazing hampir ga ada yang percaya Yelena bisa berjalan sama Ayyas bertolak belakang sekali dengan prinsip Yelena selama ini. Ada hujatan dan ada dukungan. Semenjak Yelena bersama Ayyas, Yelena lebih menyukai keheningan.
Setiap kata yang keluar dari tiap orang yang ada di sekitar kita bisa menjadi setan bagi pikiran kita. Jika tidak punya benteng pertahanan diri yang kuat, maka pikiran kita akan mudah terseret pada apa yang dikatakan oleh orang di sekitar kita. Padahal pola pikir adakah sumber dari tingkah laku. Kalo pola pikir mudah terpengaruhi, maka biasanya perilaku akan mengikuti. Jika sudah demikian, apa bukan setan namanya? Setan itu ada dalam diri tiap manusia. Termasuk dalam diri kita. Jadi, jika semakin banyak orang, kemungkinan diganggu banyak setan akan lebih besar.
Terkadang, melakukan penghakiman atas pilihan hidup orang lain akan lebih mudah dilakukan dibanding menjalani peran hidup sendiri secara lebih baik dan bertanggung jawab. ”Aku harus memutus apapun yang terjadi terjadilah, aku siap jatuh cinta dan siap untuk terluka, apapun keputusan mas Ayyas aku harus terima”.
Hingga pada suatu pagi
- Mas Ayyas bolehkan aku berkata jujur kepadamu
+ Boleh aku juga akan bicara jujur kepadamu
- Mas Ayyas enak ya sudah punya anak 3, sedang aku? #sad
+ Itu dia yang sedang aku pikirkan, rada serius sebenarnya semenjak kita intim
- Aku mulai bener-bener menyayangi mas, padahal ini sebenarnya tidak boleh
+ Aku juga sayang kamu Yelena, tapi sesungguhny jauh dilubuk hatiku aku sedih
+ Apa yang kita lakukan sebenarnya nggak boleh aku lakukan
+ Apalagi denger kamu tadi sedih belom punya anak
+ Apa yang aku lakukan justru sebenarnya malah bikin kamu menjauh dari harapan itu
+ Maksudnya kapan mau dapet suami beneran kalau malah tak gandoli
+ Aku sayang sama kamu, tapi dengan apa yang aku lakuin aku merasa malah njerumusin kamu
+ Belum lagi kalau pagi pagi aku ngendong anak-anaku yang polos meluk aku sama nganterin aku ke tempat bis
+ Belum terlambat kan ya kita untuk memperbaiki yang salah
+ Kita akan tetap berteman, jadi partner ngobrol saling support
- Aku sedih mas Ayyas, aku nangis baca bbm-mu ini
Ada kelegaan dan kesedihan dalam diri Yelena pagi ini.
Cuaca mendadak mendung, dan secara tiba-tiba pula Yelena merindukan senyum Ayyas. Merindukan bercakap-cakap tak bermakna di sela hari sibuk mereka, merindukan usapan lembut tangannya yang hanya terjadi digelapnya cahaya lampu jalanan. Dan merindukan suasana yang hanya akan mereka nikmati berdua saja.
Dan… Yelena tahu.. setan sedang bekerja dalam dirinya… Untuk tidak mengatakan kerinduan ini langsung padanya.
1 comments:
Live Casino Online Terbesar & Terlengkap Indonesia !
Sbobet Casino - Maxbet Casino - 368Bet Casino - GD88 - CBO55 - WM Casino - SV388 Sexy Baccarat - Venus Casino
Bonus Rollingan 0.5% + 0.7%, Diberikan Pada Pemain Casino Baik Menang ataupun Kalah.
Yuk Gabung Bersama Bolavita Di Website www. bolavita .vip
Untuk Info, Bisa Hubungi Customer Service Kami ( SIAP MELAYANI 24 JAM ) :
BBM: BOLAVITA
WA: +628122222995
Post a Comment